Efek Aborsi Pada Kesehatan Tubuh Wanita

Efek Aborsi Pada Kesehatan Tubuh Wanita

Sangat penting untuk menyadari apa saja efek aborsi yang serius mungkin dapat timbul. Efek samping yang umum dan bisa segera muncul pasca aborsi termasuk sakit perut, diare, mual. muntah, dan bercak darah. Apa efek aborsi? Berikut ini efek aborsi pada kesehatan tubuh yang berakibat fatal.

Perdarahan vagina berat

Perdarahan hebat sebagai efek aborsi serius umumnya disertai dengan demam tinggi dan gumpalan jaringan janin dari rahim. Perdarahan berat dilaporkan terjadi pada 1 dari 1000 kejadian aborsi.

Perdarahan hebat bisa berarti:

  • Adanya gumpalan darah/jaringan yang lebih besar dari bola golf
  • Berlangsung selama 2 jam atau lebih
  • Perdarahan berat selama 12 jam berturut-turut
  • Aliran darah yang deras sehingga membutuhkan Anda mengganti pembalut lebih dari 2 kali dalam satu jam, selama 2 jam berturut-turut

Pendarahan vagina yang sangat hebat bisa berujung pada kematian, terutama jika abosi yang dilakukan secara ilegal dengan metode seadanya.

Infeksi

Tanda – tanda infeksi setelah aborsi meliputi gejala yang timbul mirip penakit standar, seperti pusing, nyeri otot, sakit kepala, atau tidak enak badan. Demam tinggi merupakan salah satu contoh gejala infeksi setelah aborsi, walau tak jarang pula kasus infesi yang tidak disertai demam.

Infeksi yang terjadi karena leher rahim akan melebar selama proses aborsi yang dinduksi obat aborsi. Efek aborsi Kemudian menyebabkan bakteri dari luar masuk dengan mudah kedalam tubuh, hal ini memicu timbulnya infeksi parah di rahm, panggul, dan saluran tuba.

Infeksi peradangan panggul

Efek aborsi pada kesehatan yang satu ini tidak bisa disepelekan yaitu infeksi peradangan panggul (PID), merupakan penyakit yang dapat menyebabkan mengurangi kesuburan perempuan di masa depan dan peningkatan risiko kehamilan ektopik.

Pada aborsi yang diinduksi (baik legal maupun ilegal), instrumen dan manipulasi eksternal juga meningkatkan kemungkinan infeksi. Selain itu, pada wanita yang sudah mengalami anemia sedang hingga berat sedari awal, kehilangan darah lebih lanjut akan meningkatkan kemungkinan infeksi.

Sepsis

Infeksi tetap berada di satu area tertentu (rahim, misalnya). Namun, dalam kasus yang lebih parah, infeksi bakteri masuk ke aliran darah Anda dan berjalan ke seluruh tubuh. Ketika infeksi terlanjur menyerang tubuh Anda semakin parah sehingga menyebabkan tekanan darah menurun sangat rendah, ini disebut sebagai syok sepsis.

Baca juga : Tips Cara Mengobati Sakit Gigi Dengan Mudah

Jika Anda melakukan aborsi dan mengalami gejala seperti berikut, sebaiknya segera dapatkan pertolongan medis :

  • Suhu tubuh sangat tinggi (di atas 38ºC) atau sangat rendah
  • Lengan dan kaki pucat, juga terasa dingin
  • Tekanan darah rendah, terutama saat berdiri
  • Perdarahan berat
  • Ketidakmampuan untuk buang air kecil
  • Gemetar menggigil
  • Nyeri parah
  • Sensasi linglung, kebingungan, gelisah, atau letih
  • Sulit bernapas, bernapas dangkal dengan sesak napas
  • Jantung berdebar – debar keras

Kerusakan rahim dan Vagina

Efek aborsi pada kesehatan tubuh yang selanjutnya yaitu kerusakan pada rahim termasuk kerusakan leher rahim, perlubangan rahim, dan luka robek pada rahim serta vagina. Namun sebagian besar kerusakan ini bisa tidak terdiagnosis dan tidak terobati kecuali dokter melakukan visualisasi laparoskopi (sebuah teknik melihat ke dalam perut tanpa melakukan pembedahan besar).

Risiko kerusakan serviks akan lebih besar pada remaja yang melakukan aborsi sendiri pada bulan kedua, dan ketika praktisi aborsi gagal memasukkan laminaria untuk dilatasi serviks.

Kanker

Perempuan yang pernah sekali menjalankan aborsi menghadapi risiko 2,3 kali lebih tinggi terkena kanker serviks daripada perempuan yang tidak pernah aborsi. Perempuan yang pernah dua kali atau lebih menjalani aborsi memiliki peningkatan risiko hingga 4,92.

Efek aborsi pada penyakit ini meningkatan kanker pasca-aborsi mungkin disebabkan oleh gangguan hormonal tidak wajar sel kehamilan selama dan kerusakan leher rahim yang tidak diobati atau peningkatan stres dan dampak negatif dari stres pada sistem kekebalan tubuh.

Kematian

Perdarahan hebat, infeksi parah, emboli paru, anestesi yang gagal, dan kehamilan ektopik yang tidak terdiagnosis merupakan beberapa contoh penyebab utama dari kematian ibu yang terkait aborsi dalam seminggu setelahnya.

Penting bagi Anda untuk pahami bahwa sejumlah efek aborsi pada ulasan di atas jarang terjadi dan beberapa risiko juga tampak mirip dengan komplikasi persalinan bayi. Yang penting adalah bahwa Anda menyadari risikonya sementara Anda berusaha membuat keputusan penting tentang kehamilan Anda.

One comment

Comments are closed.